LAMUNANKUkarya : Imannudin Oktavian alhasbi
Dirinya yg kini hatinya entah milik siapa.
Bahkan kabar darinya dia sedang baik baik saja.
Benar adanya.Aku bersamanya sangat bahagia.
Cerita itu bukan hanya kutipan dongeng yang diputar dalam radio yang bersuara menggesrek.
Kisah itu bukan hanya sebuah pemanas sebagai pembakar hati bagaikan sebuah korek.
Hembusan nafas yang mendekat kepipiku waktu itu masih menulusuk.
Menjalar kesluruh tubuh,memasuki hati dan kemudian menusuk.
Jleb.
Tancapkan dalam panah cinta yg sebelumnya dipercaya membuat bahagia
Mengoyak menumpah dan menghancurkan segala asa
Dimana cinta itu bermuara dalam syahdu
Dimana kasih itu selalu berpeluk dengan rindu
Bunga mekar ditaman penuh keindahan warna-warni
Kelap kelip bintang menghiasi malam ketika datangnya rasa sepi
Rintikan hujan yg masih setia temani kebingungan hati ini
Mengaliri kotoran kisah yang telah berakhir dengan cinta tak berbalas budi
Darimana lagi kini harus kutulisi kembali sebuah kisah
Ketika mata ini tak ada hentinya menangis kala kita berpisah
Dimana tangan ini terus menerus mengharap kita kembali bergandengan
Meski aku berharap adanya cinta baru membawa nyatanya kebahagiaan
Seperti pada sebuah masa kala tertawa bukanlah suatu latihan.
Saat tersenyum bukanlah suatu kepalsuan
Dan
Disaat aku bahagia bukan hanya suatu LAMUNAN
Bahkan kabar darinya dia sedang baik baik saja.
Benar adanya.Aku bersamanya sangat bahagia.
Cerita itu bukan hanya kutipan dongeng yang diputar dalam radio yang bersuara menggesrek.
Kisah itu bukan hanya sebuah pemanas sebagai pembakar hati bagaikan sebuah korek.
Hembusan nafas yang mendekat kepipiku waktu itu masih menulusuk.
Menjalar kesluruh tubuh,memasuki hati dan kemudian menusuk.
Jleb.
Tancapkan dalam panah cinta yg sebelumnya dipercaya membuat bahagia
Mengoyak menumpah dan menghancurkan segala asa
Dimana cinta itu bermuara dalam syahdu
Dimana kasih itu selalu berpeluk dengan rindu
Bunga mekar ditaman penuh keindahan warna-warni
Kelap kelip bintang menghiasi malam ketika datangnya rasa sepi
Rintikan hujan yg masih setia temani kebingungan hati ini
Mengaliri kotoran kisah yang telah berakhir dengan cinta tak berbalas budi
Darimana lagi kini harus kutulisi kembali sebuah kisah
Ketika mata ini tak ada hentinya menangis kala kita berpisah
Dimana tangan ini terus menerus mengharap kita kembali bergandengan
Meski aku berharap adanya cinta baru membawa nyatanya kebahagiaan
Seperti pada sebuah masa kala tertawa bukanlah suatu latihan.
Saat tersenyum bukanlah suatu kepalsuan
Dan
Disaat aku bahagia bukan hanya suatu LAMUNAN
No comments:
Post a Comment