Alasan Mengapa
karya : imannudin oktavian alhasbi
Bahagia yang kini telah hadir, kala aku mampu membuat hati terukir.
Membuat lain dimensi, dalam hati yang semakin basi.
Ciptakan senyum kembali pada mulut, dimana perih-perih yang dulu semakin surut.
Saat geli ketika aku ditanggalkan, kutertawai serta beriringan tangisan.
Hingga aku sampai pada satu hari, dimana aku mampu bersenyum kembali.
Hari pasti berganti, waktu akan selalu berotasi
Pada hari itu aku ucapkan syukur, Kala aku jatuh dengan cinta yang tiada terukur.
Disaat aku mampu temui lagi hati, Dimana itu menjadi teman untuk berbagi.
Menanti kisah baru yang sedang loading, tak peduli bagaimana kisah lama telah ber-ending.
Dimana raga itu selalu menjadi alasan, Saat mengapa selalu ditanyakan.
Mengapa tentang waktu, dimana aku selalu bersimpuh pada masa lalu.
Saat aku terjatuh pada rajutan kata sakit, dan terus menerus menahan pahit.
Alasan itu, adalah KAMU,,
yah,
Kamu adalah kata baru, untuk raga kita yang baru bertemu.
Disaat dua hati yang pernah patah, kini mencoba tuk menyatukan langkah.
Pilihan tak selalu sesuai rasa ingin, karena cinta terkadang adalah mungkin.
Seperti saat ini.
Kala aku temui seseorang, bersama senyum indah saat kupandang.
Dia bukan orang yang selalu kupinta, tak pernah ada dia dalam setiap doa.
Ketika kuminta rasa kepada Tuhan, akan datangnya seseorang dengan kesempurnaan.
Terkadang cinta bukan selalu untuk didoakan, tapi cinta terkadang mendoakan.
Seperti saat kuminta kesempurnaan datang, agar dapat kupuja sempurnanya kasih sayang.
Namun cinta ternyata datang untuk mengisi, melengkapi setiap raga dan menyempurnakan keping hati ini.
Saling membahu menyulam rindu, menjadikan dua insan dengan cinta bersatu.
Kini aku tak dapat lagi menoleh, ketika butuhku telah kuperoleh.
Karena cinta datang bukan untuk keinginan hati, tapi untuk menyempurnakan diri ini.
Mohon permisi, aku ingin mengaliri sel tubuhmu dengan cinta ini.
Mohon maafkan aku, karena kini kau selalu kurindu.
Terima kasih, kau kini telah menjadi kekasih.
Teruslah berjalan bersama diatas aspal, hingga nafas akan terhenti dan terpisahkan oleh ajal.
No comments:
Post a Comment