Wednesday, August 24, 2016

INDONESIA ibarat kapal tua

Karya : Abdurrahman Arsyad




Jaya INDONESIA.
Sebagai anak nelayan dari lamakera
Saya melihat Indonesia ibarat kapal tua, yang berlayar tak tau arah
Arahnya ada, hanya nahkoda kita yang tidak bisa membaca
Mungkin dia bisa membaca tapi tertutup oleh hasrat membabi buta
Hasrat hidupi saudara kolega dan mungkin istri muda
Indonesia itu memang seperti kapal tua dengan penumpang berbagai rupa
Ada dari Sumatra jawa Madura Sumbawa hingga Papua, Bersatu dalam NUSANTARA
Enam kali sudah berganti nahkoda tapi masih jauh dari kata sejahtera
Nahkoda Pertama
Sang proklamator bersama hatta, membangun dengan semangat pancasila dan dikenal dikalangan wanita
Ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda, tapikan itu kan kurang satu untuk tim sepak bola
Kalau begini kapan kita ikut piala dunia 
Nahkoda Kedua
Tigapuluh dua tahun berkuasa, Datang dengan program bernama pelita
Bapak pembangunan bagi mereka, bagi saya tidak ada bedanya - TIDAK ADA
Penumpang bersuara berakhir dipenjara atau hilang dilautan tanpa berita
Nahkoda ketiga
Sang Wakil yang naik tahta, mewarisi pecah belahnya masa ORBA.
Belum sempat menjelajah samudra, Ia terhenti ditahun pertama
Dibanggakan di EROPA, di permainkan diindonesia.
Jerman dapat ilmunya, kita dapat apa?
Antrian panjang nonton filmnya
Nahkoda Selanjutnya
Sang kyai dengan hati terbuka
Ia terhenti ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana
POTONG BEBEK AJA, GITU AJA KOQ REPOT, kata gusdur featuring ursula
Nahkoda kelima
Nahkoda pertama seorang wanita
kata bapaknya berikan aku sepuluh pemuda, tapi apa daya itu diluar kemampuan ibu beranak tiga
Nahkoda keenam bagian A
Kenapa enam A karena biar tetap ada 5 A.
Dua pemilu mengungguli perolehan suara
Duakali disumpah atas nama garuda. Tapi itu hanya awal cerita
Cerita panjangnya terpampang dibanyak media
LAPINDO MUNIR CENTURY HAMBALANG kami menolak lupa
Kini 2014 telah tiba, saatnya kita tentukan nahkoda
Pastikan dia yang mengerti BHINNEKA TUNGGAL IKA, bukan BONEKA MILIK AMERIKA
Dia yang mengerti suara kalo INDONESIA BISA, bukan AITAKATA, EYA-EYA, atau FOLLBACK DONG KAKA.
itulah cerita kapal tua kita

itulah naskah yang saya dengarkan ketika bang Abdur tampil di GRAND FINAL STAND UP COMEDY INDONESIA season 4. sajak untuk indonesia ini sangat menyentuh walau ada kata yang melucu. dan ini sebenarnya komedi. tapi daerah timur selalu membuat inovasi. mereka berkomedi dengan menyampaikan suara. suara untuk menggugah INDONESIA. agar orang melihat bahwa masih banyak yang perlu dibenahi bersama.

No comments:

Post a Comment